Thursday, July 20, 2017

Malaysia Mulai Tebar 'Psywar' Jelang SEA Games 2017

BeritaBaru.top - Malaysia sebagai tuan rumah ajang SEA Games 2017 terus berupaya menunjuan taringnya demi mengukir prestasi di hadapan publik negeri jiran. dan yang tengah menjadi perbincangan di negara tetangga indonesia ini merupakan keberyang akan terjadian merebut gelar juara dunia ckakak loncat cantik.

VIVA.co.id

Prestasi itu sukses diukir oleh peloncat indah Jun Hoong Cheong dalam ajang Kejuaraan Dunia Akuatik FINA 2017 di Budapest, Hungaria. Cheong yang turun dalam nomor 10 meter platform putri berhasil merebut emas dengan melampaui raihan nilai duo wakil China, Si Yajie dan Ren Qian, yang merebut perak dan perunggu.

Sebelumnya, Cheong juga telah merebut medali perunggu pada nomor 10 meter ganda putri bersama pasangannya, Pandelela Rinong. Keberhasilan ini pastinya menjadi modal berharga menatap gelaran multievent se-Asia Tenggara yang akan berlangsung kurang dari 30 hari mendatang.

Torehan ini tentunya menjadi sejarah bagi Negeri Jiran yang mengalami peningkatan prestasi dari 2 keikutsertaan sebelumnya di ajang serupa yang hanya mampu merebut masing-masing 1 medali perunggu.

Bukan cuma di arena akuatik, sebelumnya atlet Malaysia juga mampu menjadi yang terbaik dalam nomor lompat jauh pada Kejuaraan Dunia Para Atletik 2017 di London. 

Abdul Latif Romly bahkan mampu menorehkan rekor lompatan baru sejauh 7,37 meter. Selain itu, masih ada pula nama Ziyad Zolkefli yang mencatatkan rekor dunia baru nomor tolak peluru putra dengan lemparan sejauh 17, 29 meter.



Second GOLD for Malaysia 🇲🇾. Tahniah Abdul Latif Romly 😎. Amazing jump! #TerbangLatifTerbang

A post shared by Kuala Lumpur 2017 (@kualalumpur2017) on


Read More

Kronologi Bom Paskhas TNI AU Meledak dan Memakan Korban Jiwa

BeritaBaru.top - Sebuah bom latihan pasukan khas TNI angkatan udara meledak di kabupaten Rokan Hulu, Riau, kamis, 20 juli 2017. satu orang meninggal dunia di lokasi dan lima orang (sebelumnya ditulis empat-red) lainnya luka-luka dalam peristiwa ini.

Kadispen TNI au marsma jemi trisonjaya telah mengonfirmasi adanya peristiwa tersebut. ia mengatakan kejadian ini terjadi usai latihan puncak personel paskhas.

viva.co.id

"Jadi latihan itu mulai tanggal 17 Juli 2017. Dan hari ini puncaknya. Latihan baru selesai hari ini, tadi sekira jam 11.15 WIB," kata Jemi.

Dalam latihan tersebut terdapat beberapa materi yang menggunakan bahan peledak mirip bom. Saat setelah pasukan selesai latihan, para personel beagenda untuk membersihkan lokasi dari benda berbahaya mirip bom ataupun bahan peledak lainnya.

"Sesudah latihan, agendanya mau melsayakan penyisiran. tapi belum sempat dilsayakan penyisiran sudah terjadi peristiwa ini," ujarnya.

Jemi mengatakan, tni au akan bertanggung jawab penuh terkait musibah ini. "TNI au akan bertanggung jawab penuh terkait peristiwa ini. kami mengimbau agar masyminuman beralkoholat tidak mendekat ke lokasi kejadian hingga lokasi dinyatakan aman dan clear oleh petugas berwajib," ujarnya.
Read More

Pengakuan Warga Yang Melihat 3 Ekor Buaya Mengantarkan Jasad Syarifuddin

BeritaBaru.top - Warga Berau, Kalimantan Timur dibikin heboh saat 3 ekor buaya antarkan jasad Syarifudin (40) ke tepi sungai, Rabu (19/7) pagi kemarin. Kejadian itu sempat di rekam oleh warga setempat. Bagi sebagian warga, kejadian itu kental akan aroma mistis.

merdeka.com/nur aditya

Sudah rahasia umum, sungai-sungai di pedalaman Kalimantan, tak terkecuali Kalimantan Timur, banyak dihuni buaya muara yang terkenal ganas.

Warga percaya buaya-buaya itu tidak sekadar hidup di alam liar, melainkan juga menjadi peliharaan warga. Sang predator pun muncul ke permukaan, sekadar untuk meminta makan.

Seperti di sungai-sungai yang mengalir di Kecamatan Talisayan, kabupaten Berau. Tidak sedikit dijumpai buaya, berenang di permukaan, di tengah permukiman padat penduduk.

"Setiap Jumat, pas Salat Jumat, itu buaya di sekitar sungai di sini, muncul berenang di permukaan. Saya juga melihat dengan mata kepala saya sendiri," kata Nurbayah, warga Talisayan saat berbincang bersama merdeka.com, Kamis (20/7).

"Saya sempat heran, ada warga yang duduk bawa sesajen, di depannya ada buaya. Setelah diberi sesajen, buaya itu kembali berenang di bawah permukaan sungai," ujarnya.

Kabar warga kampung tetangga, di kampung Biatan Lempake, Kecamatan Biatan, Syarifuddin yang tewas disambar buaya, ramai menjadi perbincangan. Apalagi jasad Syarifuddin ternyata 'dikembalikan' oleh tiga buaya.

"Kalau sudah memakan korban seperti itu, biasanya buaya itu harus dicari dan dibunuh. Begitu kira-kira kepercayaan warga di sini," terangnya.

Sementara, Gunawan (35), warga Biatan, yang juga menjadi saksi mata upaya pencarian Syarifuddin juga ikut menyaksikan kejadian langka, jasad korban justru diantar oleh buaya.

"Iya, percaya tidak percaya, tapi kenyataannya saya dan warga lain juga melihatnya dengan mata saya sendiri. Itu benar-benar terjadi," kata dia.

Usai Syarifuddin dikabarkan hilang disambar buaya, Selasa (18/7), pencarian pada malam harinya tidak membuahkan hasil, warga memutuskan untuk menggunakan jasa pawang buaya.

Sang pawang, bukan dari Talisayan maupun Biatan, melainkan dari kecamatan lain, yang lokasinya cukup jauh. "Didatangkan dari Sambaliung, buat membantu pencarian korban," sebutnya.

"Benar tidaknya buaya itu mengantar jasad korban ke tengah kerumunan warga dengan melibatkan pawang, itu tergantung dari persepsi masing-masing ya. Tapi nyatanya, itu benar-benar terjadi," terangnya lagi.

Syarifuddin sendiri bukanlah seorang yang istimewa, ataupun tokoh masyarakat. Dia hanya warga biasa. Meski di bagian sekitar pangkal lengan kanannya terdapat luka gigitan buaya, namun secara umum, tubuhnya relatif utuh.

Ya meski jasadnya telah ditemukan, warga masih penasaran, mencari buaya itu, menyusul kekhawatiran buaya akan kembali menerkam warga kampung.

Kepolisian enggan berbicara soal mistis yang menjadi kepercayaan sebagian warga Biatan. Namun memang, hadirnya tiga buaya mengantar jasad Syarifuddin bukan kejadian biasa.

"Jasadnya korban relatif utuh. Logika sederhana, kalau itu buaya liar, pasti jasad korban tercabik-cabik ya. Ya, warga masih mencari buaya itu," kata Kapolsek Talisayan Iptu Faisal Hamid.

"Di sini bukan banyak buaya lagi. Mulai dari sungai-sungai di Tabalar, sampai ke Batu Putih dan ke Bidukbiduk, memang habitat buaya," demikian Hamid. 
Read More

Wednesday, July 19, 2017

Setelah Blokir Telegram, China Blokir WhatsApp

Pemerintah China Memblokir WhatsApp - Aplikasi percakapan WhatsApp memang terbilang cukup besar dan memiliki banyak sekali pengguna. Baru-baru ini sejumlah pengguna aplikasi WhatsApp di China mengalami gangguan layanan dan aplikasi WhatsApp tidak dapat di akses seperti biasanya, kecuali jika mereka menggunakan layanan internet privat virtual network atau yang biasa di sebut VPN untuk mengirim trafik internet ke luar negeri dan di China.


WhatsApp, yang menawarkan enkripsi end-to-end, memiliki jumlah pengikut yang relatif sedikit di China. Banyak pengguna aplikasi chatting buatan domestik WeChat di Negeri Tirai Bambu itu beralih ke WhatsApp. Alasannya, meski WeChat populer, tapi penggunanya terus dipantau ketat oleh pemerintah China. 
Pernyataan tentang pemblokiran WhatsApp di China ini datang di waktu kondisi politik China sedang kisruh. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Lu Kang mengatakan, ia tidak memiliki informasi mengenai masalah tersebut. Sedangkan Facebook juga enggan menanggapi kabar ini.
Peneliti kriptografi Prancis yang meneliti gangguan WhatsApp di China, Nadim Kobeissi meyakini, pemerintah China hanya memblokir akses media di aplikasi pesan populer itu. Pemerintah China tak memblokir pesan teks dan pesan suara pada WhatsApp. 
Sedangkan peneliti sensor China yang bernama samaran, Charlie Smith mengatakan, pemerintah memblokir pesan bergambar di WhatsApp, karena mereka belum mampu melakukan pemblokiran seluruh konten seperti pada WeChat.  
China telah sejak lama memblokir Twitter, Facebook dan YouTube. Kemudian beberapa bulan lalu, pemerintah China memblokir Telegram sehingga para pembangkang China diduga beralih menggunakan WhatsApp dalam menjalankan ‘misi’ mereka.
Otoritas China berpendapat, layanan yang didirikan Pavel Durov itu merupakan ancaman bagi keamanan nasional. Oleh sebab itu, pihak berwenang terus meningkatkan perhatian pada aplikasi pesan terenkripsi.
Setelah Beijing melancarkan tindakan keras terbesar terhadap pengacara dan aktivis hak asasi manusia pada 2015, surat kabar resmi Partai Komunis, People's Daily, memilih Telegram untuk melihat para pengacara yang ditangkap dalam mengoordinasikan aktivitas mereka.
Dalam persidangan, pengacara yang tertangkap membacakan pengakuan tertulis yang menjelaskan bagaimana mereka menggunakan aplikasi Telegram untuk berkomunikasi secara bebas dengan kolaborator di luar negeri.
Read More